Senin, 12 Maret 2012

Fashion Show Batik di Luar negeri

apabila ada yang bertanya, kain apa yang paling khas indonesia ? serentak semua akan menjawab batik padahal masih banyak jenis kain kebanggaan indonesia seperti kain tenun, kain songket, dll. tapi kenapa batik begitu melekat dengan indonesia ? kain bercorak unik yang sudah disahkan oleh unesco sebagai heritadge-nya indonesia ini dapat di aplikasikan ke dalam bentuk macam pakaian. mulai dari kain yang biasanya dipakai orang jawa, baju batik (dresscode ke undangan pernikahan), bahkan yang paling mutakhir adalah dress berbahan kain batik. nah, pada suatu kesempatan RAMLI desainer terkenal di indonesia dengan kekereativitasnya melaksanakan fashion show batik di eropa. yuk kita lihat artikelnya di indopos :Ramli, Desainer Indonesia yang Kreatif hingga 36 Tah

MENGENALKAN bordir keliling dunia hingga 36 tahun bukan hal yang gampang. Tapi itu dilakukan Ramli selama meniti karirnya dalam industri fashion. Pengalamannya puluhan tahun itulah menandakan dedikasinya yang cukup kuat ke pada bangsa ini dengan menghasilkan karya kreatif.

Hingga kini rancangan Ramli memiliki segmen tersendiri meskipun banjirnya produk fashion buatan impor. Hasil rancangan ini merebak hingga ke mancanegara. Hasil rancangannya tampil di kota-kota besar di se luruh dunia untuk memperkenalkan dan mempromosikan kebudayaan Indonesia.

Ramli yang semula berprofesi di bidang kecantikan salon menjadi inspirasi baginya untuk terjun merancang busana. Hasratnya menjadi desainer tak terbendung. Pada 1975 Ramli menggelar peragaan busana untuk pertama kalinya.

Hingga kini ia berkarya dan turut membina pengrajin batik dan bordir di daerah. Menggelar pemilihan model Indonesia dan mendirikan event organizer sendiri. Selama menjalankan karirnya, Ramli pernah mendapat penghargaan Upakarti dari Presiden Soeharto. Masih banyak penghargaan lainnya seperti Adikarya Wisata dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Ia dinilai berjasa melestarikan budaya Indonesia berkat karyanya batik dan border. Meskipun kesehatannya sempat terpuruk beberapa waktu lalu karena kanker usus, Ramli tak pupus.

Ketika itu ia di diagnosa dokter yang menyatakan kanker stadium 4 menyerang ususnya. Akibatnya, untuk penyembuhan ia menjalani terapi kemoterapi sebanyak 12 kali. Ramli merasa bersyukur diberikan kesempatan untuk mampu berkarir hingga sekarang. Untuk menga tasinya, Ramli terus mengukir karya yang selalu tampil beda dalam setiap tahunnya. Ia ingin menyibukkan diri dengan tetap fokus menekuni profesi desainer yang disukaianya.

”Saya sangat bangga sekali karena berkesempatan membawa bordir ke luar negeri. Bisa mengenalkan pada dunia luar jika Indonesia memiliki bordir yang indah sebagai bagian dari budaya,” jelasnya.

Ramli memang menjadi ikon bordirnya Indonesia. Mi salnya pada saat memperingati karya yang ke 35 ta hun lalu ia menampilkan kejeniusannya untuk fesyen Indonesia. Fashion show bertema Malam Budaya Batik & Bordir menampilkan 67 rancangan. Busana dalam padu padan warna dan gaya taburan bordir, sul am, dan payet. Bordir dulu kata Ramli dianggap barang yang norak, kuno, ketinggalan zaman.

Namun ia tidak menghiraukan itu dan tetap optimis tampil dengan bordir. Ia bisa melihat bordir sebagai potensi yang pantas diangkat. Tampilan, bordir sekarang mulai halus dan warna warni dengan motif ragam.

”Bordir menjadi produk budaya Indonesia yang mendunia,” ucapnya. Bordir tidak hanya digunakan untuk busana semata. Kemajuan kreatif mengulas bordir menjadi banyak produk. Mulai dari perabotan rumah tangga seperti tampal meja, asesoris dekorasi ruangan yang menawan dengan sentuhan bordir mewah. Bentuk polanya beragam yang mencerminkan kehalusan leluhur pewaris budaya bangsa Indonesia. (yer)

Fashion Show hingga ke Luar Negeri

BATIK mendunia dan popular menyentuh semua lapisan masyarakat. Selain batik, masih banyak kain tradisional yang mampu diolah menjadi produk busana. Misalnya kemolekan kain tenun Indonesia yang memikat Ramli untuk menciptkan karya rancangan baru.

Baginya, tenun memiliki ciri khas tersendiri di setiap daerah. Misalnya pada Selasa (25/10) lalu, ia menggelar fashion show di FX Jakarta. Ramli hadir di lokasi dalam acara Pemilihan Model Indonesia 2011.

Keindahan tenun Toraja yang menjadi kebanggan rakyat Sulawesi. Dalam kegiatan itu muncul pula Dinny Jusuf yang terpikat tenun Toraja. Dimotori Ramli, ia menggunakan label Toraha Melo. Harapannya agar busana Tenun juga bisa digunakan setiap saat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan dalam rangka karirnya di dunia fashion, Ramli bakal menggelar peragaan busana tunggal.

Recananya, show akan digelar di Hotel Shangri La Jakarta pada 23 November mendatang. Bagi Ramli angka 36 tahun, menjadi sebuah kebanggaan. Ia mematangkan persiapan itu untuk menampilkan karya-karya indah.

“Bordir dan fashion telah membawa saya melalang buana ke berbagai negara,” katanya. Misalnya ia juga pernah menggelar peragaan busana di Hamburg, Jerman, pada 6 Juli lalu. Sedangkan di Den Haag pada 8 dan 10 Juli 2011.

Di Den Haag, Ramli sering menggelar peragaan busana. Berbeda dengan Hamburg yang baru pertama kali dilakoninya. Tentunya upaya itu menunjukkan motivasi Ramli untuk konsisten di bidang fashion. Tekatnya untuk mengenalkan batik hingga keluar negeri begitu kuat. Ia ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia memiliki banyak potensi. Keindahan melalui kain yang bisa digunakan menjadi busana lebih modern